You need Flash player 8+ and JavaScript enabled to view this video.
Intro: A
G Am C D
Sometimes I feel my heart so lonely but it's ok
G Am C D
No matter how my girl just left me and I don't care
Em EmM7 Em7 A
Whenever the rain comes down and it's seems there's none to hold me
C D G D
She's there for me, she's my mom
Chorus:
G Am C Just for my mom, I write this song D G Just for my mom, I sing this song Am Em Just for my mom, can wipe my tears C Just for my mom, can only here G Am C D Trap in a subway, can't remember the day but I feel ok G Am C D Damped in damn situation, in every condition with no conclusion Em EmM7 Em7 A Whenever the rain comes downand it's seems there's none to hold me C D G D She's there for me, she's my mom Back to Chorus Em D You may say I have none to cover me under the sun C D G D She's there for me, she's my mom Coda: G Am C D
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa
tanggal diproklamirkannnya kemerdekaan Indonesia adalah 17 Agustus
1945, padahal pada saat itu salah satu tokoh pejuang kemerdekaan
Indonesia Sukarni mengusulkan agar teks proklamasi dibacakan pada
tanggal 16 Agustus 1945 dengan alasan semakin cepat diproklamirkannya
kemerdekaan Indonesia maka akan semakin baik.
Sukarni lahir pada tanggal
14 Juli 1916 di Blitar, Jawa Timur yang memiliki nama lengkap Sukarni
Kartodiwirjo adalah salah satu tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia dari
kalangan pemuda yang gigih melawan penjajah dari bumi pertiwi ini.
Sebagai seorang tokoh pemuda Sukarni memiliki peranan yang sangat
penting dalam proses proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dialah yang
mengusulkan agar yang menandatangai teks Proklamasi kemerdekaan
Indonesia adalah Soekarno dan Moh. Hatta dengan mengatasnamakan Bangsa
Indonesia. Dan Sukarni wafat pada usia 54 tahun di Jakarta tepatnya
tanggal 7 Mei 1971.
Dalam dialognya dengan Soekarno masalah penetapan tanggal
dibacakannya teks Proklamasi kemerdekaan Indonesia saat itu tanggal 15
Agustus 1945 Sukarni menyampaikan :
Sukarni : “Mengapa tanggal 17 tidak lebih baik sekarang saja atau tanggal 16?”
Soekarno : “Aku percaya pada mistik. Aku tidak dapat menerangkan yang
masuk akal mengapa tanggal 17 memberikan harapan kepadaku. Tetapi aku
merasakan di dalam relung hatiku bahwa dua hari lagi adalah saat yang
baik. Tujuh belas adalah angka yang suci. Tujuh belas adalah angka
keramat. Pertama-tama, kita sedang dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita
berpuasa sampai lebaran, benar tidak ?”
Sukarni : “Ya”.
Soekarno : “Ini berarti saat yang paling suci, bukan ?”
Sukarni : “Ya”.
Soekarno : “Hari Jumat ini Jumat Legi, Jumat yang manis, Jumat suci.
Dan hari Jumat tanggal 17 Al-Qur’an diturunkan. Orang Islam melakukan
sembahyang 17 rakaat dalam sehari. Mengapa nabi Muhammad memerintahkan
17 rakaat, bukan 10 atau 20 ?
Karena kesucian angka 17 bukanlah buatan
manusia. Ketika aku pertama kali mendengar berita penyerahan Jepang, aku
berpikir kita harus segera memproklamirkan kemerdekaan. Kemudian aku
menyadari adalah takdir Tuhan bahwa peristiwa ini akan jatuh di hari
keramat-Nya. Proklamasi akan berlangsung tanggal 17.
Revolusi akan
mengikuti setelah itu”
Demikianlah kira-kira dialog antara Sukarni dengan sang proklamator
Soekarno pada saat itu. Sama kita ketahui bahwa kebanyakan orang-orang
tua kita dahulu sangat memperhatikan perhitungan hari dan tanggal dalam
melaksanakan sebuah acara baik itu ritual maupun seremonial. Bahkan arah
jalanpun harus mengikuti rumus yang sudah ditetapkan dalam primbon.
Tentu saja sebagai orang Islam semua hari adalah baik tergantung
aktivitas apa yang dilakukan pada hari itu.
Kembali ke tanggal 17 sebagai tanggal diproklamasikan Kemerdekaan
Indonesia memang sudah merupakan ketetapan Tuhan, apapun yang terjadi di
muka bumi ini bahkan di alam semesta adalah telah ditetapkan Allah SWT.
Tiada satu daunpun yang gugur jatuh ketanah tanpa sepengetahuan dan
izin Allah, sehingga dapat kita simpulkan bahwa tanggal 17 yang
bertepatan pada hari Jum’at dianggap keramat oleh presiden Soekarno
dengan dalih-dalih yang disampaikannya merupakan ketetapan Allah SWT.
Umat Islam dalam sehari semalam melaksanakan sholat sebanyak 17
rakaat yang terdiri dari Isya (4 rakaat), Subuh (2 rakaat) Dzuhur (4
rakaat), Ashar (4 rakaat) dan Maghrib (3 rakaat). Penentuan jumlah
rakaat dalam sholat umat Islam juga merupakan ketetapan Allah yang masih
menjadi misteri bagi kita. Sampai saat ini belum ada yang bisa
memberikan penjelasan kenapa jumlah rakaat itu berbeda-beda, apa yang
menjadi alasannya. Di Indonesia sendiri batas usia yang dianggap dewasa
adalah 17 tahun, usia dimana seseorang sudah diharuskan memiliki kartu
tanda penduduk (KTP) entah siapa yang membuat aturan seperti ini dan
kenapa alasannya hanya Allah lah yang Maha Mengetahui atas segala
sesuatu.